Setelah masuk ke tahap interview dengan HRD BCA, terus terang agak nervous, karena ini adalah interview pertamaku. Jadi kira-kira begini rekapan interviewnya, aku akan coba rangkum sesuai dengan ingatanku.
HRD: "Oke, kamu lulusan universitas X ya. Jadi kenapa pilih X dan jurusan SI?"
Gw: "Iya X. Saya pilih SI karena saya menyukai bidang IT dan e-commerce. Lalu saya pilih X karena memang sudah terkenal bagus dari mutunya, kualitasnya juga oke."
HRD: "Kualitas oke itu yang seperti apa sih?"
Gw: "Ya dalam artian dosennya ngajarnya jelas, mudah dipahami, untuk pelajarannya juga bisa saya ikuti dengan baik."
*Seharusnya bisa dijawab dari akreditasi atau kunjungan kampus, tapi sayangnya ga terlintas hal ini pada saat itu*
HRD: "Sudah lulus berapa semester?"
Gw: "Sudah lulus 142 sks 8 semester."
*Gak ditanya jumlah lulus sks tapi aku mengatakannya :")
HRD: "Kamu ketika baru masuk bisa langsung beradaptasi?"
Gw: "Ya, bisa."
HRD: "Bagaimana caranya?"
Gw: "Memulai aktif bergaul ke teman-teman, lalu bertanya ke dosen, beradaptasi terhadap lingkungan dan juga pelajaran yg didapat."
HRD: "Disini IPK 3.70, apa sudah puas?"
Gw: "Sudah cukup puas."
HRD: "Kenapa hanya cukup puas dan kenapa tidak puas saja?"
Gw: "Karena seharusnya bisa lebih lagi."
HRD: "Lebih lagi seperti?"
Gw: "Misal 3.80 keatas."
HRD: "Lalu kenapa disini masih 3.70?"
Gw: "Karena ada mata kuliah yang menurut saya sulit untuk dipelajari sehingga mempengaruhi IPK."
HRD: "Usaha apa saja yang sudah kamu lakukan untuk mengatasi hal tersebut?"
Gw: "Sudah berdiskusi dengan teman, bertanya ke dosen, dan juga bertanya ke senior. Lalu mencari sumber-sumber lain dari internet."
HRD: "Setelah melakukan hal tersebut, mengapa masih 3.70?"
Gw: "Ya karena ada mata kuliah yang tidak mudah bagi saya, sudah saya imbangi dengan memaksimalkan nilai mata kuliah yg lain jadi lebih baik tetapi masih memperoleh 3.70."
*Setelah itu ditanya soal pekerjaan orang tua*
HRD: "Apa punya pengalaman organisasi?"
Gw: "Hmm paling UKM kampus saja sih. Seperti UKM inggris, kerohanian."
HRD: "Untuk inggris jadi ketua atau koordinator?"
Gw: "saya hanya jadi anggota."
HRD: "Untuk kerohanian jadi ketua atau koordinator?"
Gw: "Semua sama. Saya jadi anggota biasa."
HRD: "Oke jadi semua hanya jadi anggota ya. Kenapa nggak jadi ketua?"
Gw: "Karena takutnya keteteran akan tugas kampus dan organisasi. Ketua kan punya tanggung jawab besar. Sedangkan saya juga sibuk menjalankan bisnis online saya dan juga fokus kuliah."
HRD: "Apa kamu pernah menjadi ketua?"
Gw: "Ya, pernah."
HRD: "Lalu bagaimana kesannya? Apakah mudah?"
Gw: "Ya nggak mudah juga sih. Soalnya ada beberapa yang sulit diatur."
HRD: "Lalu bagaimana cara mengatasinya?"
Gw: "Beri warning dan teguran. Jika masih mau begitu ya dikeluarkan."
HRD: "Apa pernah ikut kesibukan lain selain kuliah?"
Gw: "Ya saya menjalankan bisnis online juga. Lalu suka ikut pelatihan-pelatihan semacam kursus, workshop, seminar."
HRD: "Kursus apa?"
Gw: "Digital Marketing."
HRD: "Dimana?"
Gw: "Di X."
HRD: "Berapa lama?"
Gw: "sekitar 6 bulan."
HRD: "Ini belajarnya dilakukan setiap hari?"
Gw: "Nggak setiap hari. Jadi hanya setiap satu minggu sekali."
HRD: "Sistem belajarnya private atau kelas?"
Gw: "Kelas. Jadi bareng yang lain."
HRD: "Oh kelas. Tapi kenal juga dengan yang lain?"
Gw: "Iya, ada banyak yang saya kenal."
HRD: "Jika tidak ada kuliah atau organisasi kamu tidak ada kesibukan dong ya?"
Gw: "Ya urus bisnis online, lalu ikut seminar dan workshop lainnya."
HRD: "Biasanya suka ikut workshop dan seminar tentang apa?"
Gw: "Tentang bisnis dan e-commerce."
HRD: "Lebih suka bekerja individu atau berkelompok?"
Gw: "Berkelompok."
HRD: "Kenapa?"
Gw: "Karena lebih mudah untuk saling berdiskusi dan bertukar pikiran satu sama lain."
HRD: "Biasanya kamu dapat bagian apa kalau dalam kelompok?"
Gw: "Kalau dalam kuliah, saya selalu dapat bagian coding. Teman saya yang lain mengerjakan laporan."
HRD: "Oke jadi kamu suka coding ya? Bahasa pemrograman apa saja yg kamu kuasai?"
Gw: "Bahasa pemrograman PHP, MySQL, CSS, Visual Basic, C++, dll."
HRD: "Apa ada bahasa pemrograman lain yang sedang dipelajari?"
Gw: "Untuk saat ini saya hanya sedang fokus mempelajari PHP dan MySQL saja."
HRD: "Lalu untuk bisnis online nya itu bergerak di bidang apa?"
Gw: "Fashion."
HRD: "Media pemasarannya melalui apa?"
Gw: "Sosial media. Facebook, Instagram, dll."
HRD: "Sudah berapa lama?"
Gw: "Sejak tahun 2014."
HRD: "Berarti dari pas masih sekolah ya. Apa ada melakukan pemasaran ke teman?"
Gw: "Teman juga ada yang beli sih."
HRD: "Maksudnya apakah kamu juga melakukan promosi/penawaran ke teman?"
Gw: "Enggak. Saya hanya update di instagram lalu teman-teman lihat."
HRD: "Kenapa memutuskan untuk memulai bisnis online?"
Gw: "Karena waktu pas sekolah kan orang tua hanya mencukupi kebutuhan saya saja, sedangkan untuk keinginan saya harus beli sendiri. Jadi saya memutuskan untuk mulai bisnis online."
HRD: "Apakah masih berjalan sampai saat ini?"
Gw: "Ya, masih sampai saat ini."
HRD: "Apa nama tokonya?"
Gw: "ABCD"
HRD: "Apa ada beli followers?"
Gw: "Nggak ada."
HRD: "Ini semuanya 9000 followers real?"
Gw: "Iya real semua."
*Agak kaget karena dia langsung mencari nama toko online-ku.*
HRD: "Keuntungan per produk berapa?"
Gw: "Sekitar xx. Tergantung produk. Karena marginnya dlm bentuk persentase dari supplier, tergantung harga."
HRD: "Apakah setiap hari ada yang beli?"
Gw: "Ya, ada yang beli di setiap harinya."
HRD: "Berapa pembeli dalam sehari? Chat sehari ada 50?"
Gw: "Nggak. Sekitar 30. Tapi belum tentu semua yang nanya itu pasti jadi beli."
HRD: "Untuk teknik promosinya hanya sekedar update dari sosial media saja?"
Gw: "Ada juga dari iklan, seperti facebook ads, instagram ads, follow unfollow, hashtag, dll."
HRD: "Jadi setelah follow itu diunfollow?"
Gw: "Iya" *manggut*
HRD: "Kenapa di unfollow?"
Gw: "Biar enggak banyak followingnya hehehe"
*Dan mbak HRD pun ikut ketawa 😂 walau cuma sekilas. Setelahnya doi lanjut pasang ekspresi serius lagi*
HRD: "Apakah hanya berjualan di sosmed? Atau ada lagi seperti shopee, dsb?"
Gw: "Ada juga di tokopedia."
HRD: "Lalu bentuk promosinya di tokopedia seperti apa?"
Gw: "Kan di tokopedia juga ada semacam fitur ads, nah dari situ. Kemudian dari power merchant juga."
HRD: "Lalu apakah kamu pernah mengalami masalah terbesar dalam hidup seperti stres, depresi, atau kekecewaan yang mendalam?"
Gw: "Nggak pernah sih."
HRD: "Oh tidak pernah ya. Apa kesulitan terbesar yang pernah kamu alami?"
Gw: "Kesulitan XYZ."
HRD: "Kesulitan XYZ yang bagaimana?"
Gw: "Karena pada waktu blablablablaabla."
HRD: "Mengapa bisa terjadi?"
Gw: "Blablablablaa."
HRD: "Oke baik. Lalu langkah apa yang kamu lakukan untuk mengatasinya pada saat itu?"
Gw: "Menjalankan bisnis online sewaktu SMA."
HRD: "Lalu hasil dari keuntungannya kamu gunakan untuk apa?"
Gw: "Untuk bayar uang kuliah."
*Jujur loh haha*
HRD: "Oh jadi kamu bayar uang kuliah sendiri ya."
Gw: "Ya, saya bayar sendiri."
HRD: "Berarti keuntungannya sudah bagus dong profit pendapatannya."
Gw: "Ya, sudah lumayan bagus."
HRD: "Jadi sudah bisa mencukupi kebutuhan hidup sendiri ya. Kamu lebih suka menyimpan sesuatu sendiri atau bercerita kepada orang lain?"
Gw: "Tergantung sih. Ada yang saya simpan sendiri dan ada juga yang saya bagikan, paling ke sahabat saya bisa cerita."
HRD: "Sharing supaya apa?"
Gw: "Supaya lega dan bisa bertukar pikiran dan pendapat."
HRD: "Yakin? Kan biasanya banyak yang suka memendam sendiri dan gak mau sharing."
Gw: "Ya tergantung. Kalau menyangkut masalah pribadi dan privasi ya saya nggak cerita."
HRD: "Apa pendapat teman-teman tentang kamu?"
Gw: "Mereka bilang saya tipe orang yang pemikir dan juga humoris."
HRD: "Tipe yang pemikir itu seperti apa sih?"
Gw: "Cenderung berpikir menggunakan logika daripada yang lain. Dan saya selalu berpikir sebelum bertindak."
HRD: "Berarti kamu terus menerus berpikir dan lama ya dalam mengambil keputusan?"
Gw: "Nggak juga. Jika memang sudah ada data konkret dan ada bukti bahwa memang peluangnya baik ya saya bisa langsung membuat keputusan."
HRD: "Oke. Kenapa kamu memilih SI dan bukan IT?"
Gw: "Saya memiliki ketertarikan di bidang teknologi dan juga bisnis. Yang itu semua ada di dalam pembelajaran SI."
HRD: "Disini kamu ingin menjadi X dengan gaji sekian ya?"
Gw: "Iya betul."
HRD: "Bagaimana jika nantinya gaji tidak sesuai dengan yang kamu harapkan ini?"
Gw: "Nanti saya lihat dan sesuaikan dengan jobdesc untuk kecocokan gajinya."
HRD: "Lalu bagaimana jika nantinya tidak ditempatkan di bagian tersebut?"
Gw: "Saya akan berusaha pelajari untuk bidang IT lainnya."
HRD: "Sebelumnya sudah pernah berkunjung kesini?"
Gw: "Belum. Baru kali ini."
HRD: "Ah masa. Belum pernah kesini sama sekali?"
Gw: "Maksudnya berkunjung ke BCA sini kan? Iya belum pernah, baru kali ini."
HRD: *hening* sambil ngutak ngatik hp nya seperti mencari something wrong.
Dan aku pun berinisiatif untuk memulai percakapan lagi.
Gw: "Ini saja saya baru diinfo setelah sebulan lebih dari tes SHL."
HRD: "Kamu tes SHL kapan?"
Gw: "Sekitar tanggal 2-3 Februari."
HRD: "Kamu ga angkat-angkat teleponnya kali."
Gw: "Saya selalu angkat kok."
*hening (lagi)*
HRD: "Oke cukup sampe sini. Nanti dikabarin lagi. Ditunggu ya."
Gw: "Oke bu, makasih ya."
Hanya itu yang aku ingat. Harap maklum jika ada perkataan yang tidak tercatat karena lupa haha
In the end, salah satu pesanku ketika interview adalah jangan sampai salah ngomong ataupun asal jawab. Karena hanya dari satu kata yang keluar dari mulut kita itu bisa jadi 1000 topik pembahasan lainnya dan pasti akan ditanya mendetil mengenai hal tersebut. Jadi benar-benar harus persiapan yang matang untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Untuk yang masih sanggup baca curhatan tentang proses selanjutnya bisa baca
kesini. Tapi kalau mau tahu soal
benefit yang didapat jika sudah jadi karyawan tetap BCA, bisa mampir
kesini.